Minggu, 21 Agustus 2011

0 Arti Simbol 666

Banyak kebudayaan yang menjadikan angka 666 sebagai symbol yang mengadung makna sangat menakutkan dan senantiasa berhubungan dengan dunia kegelapan. Hal ini berlangsung terus menerus dari generasi ke generasi dan hampir menyeluruh terjadi disemua belahan dunia.


666 dalam angka Rumawi = DCLXVI atau dalam arti kata lain dalam angka 666 tsb telah dapat merepresentasikan seluruh angka yang terdapat dalam angka Rumawi (D = 500, C = 100, L = 50, X = 10, V = 5, I = 1). Angka 666 dalam bhs Latin bisa diartikan sebagai DIC LVX = "dicit lux" - suara cahaya. Maklum setan dalam bhs Latin sering diberi nama sebagai Lucifer (Lux Ferre) atau sipembawa cahaya. Dalam istilah astrologi disebut juga sebagai Bintang Fajar atau Venus atau planet ke-enam terbesar dalam tata surya kita.


Semua yang buruk dan jahat konon mempunyai kaitannya dengan angka 666 seperti roulet, apabila semua angka di meja roulet dijumlahkan akan menjadi 666. Berzinah itu dosa berat maka dari itu angka 666 dalam bhs Yunani mempresentasikan XES (sex terbalik) atau Χ Ξ Σ (Chi Xi Sigma) sebab dalam bhs Yunani maupun Ibrani abjad mereka itu juga identis dengan angka. Begitu juga dengan nama dari Kaiser Nero dalam bhs Ibrani ini bisa ditulis dengan angka 666 (Neron Kesar). Racun yang mematikan adalah racun 666 = racun Hexachloride yg diambil dari formula kimia C6H6Cl6.

Hal inilah yang menyebabkan angka 666 selalu diidentikkan dengan Satanisme atau hal-hal yang berbau pemujaan setan.

 

Jumat, 19 Agustus 2011

0 Sejarah dan Perkembangan Capoeira

Capoeira adalah gabungan dari seni beladiri, musik, senam dan akrobatik yang berasal dari Brasil. Seni bela diri tersebut dikembangkan oleh para budak Afrika yang dibawa ke Brasil oleh bangsa Portugis pada tahun 1500-an. Gerakan dalam capoeira menyerupai tarian dan bertitik berat pada tendangan. Pertarungan dalam capoeira biasanya diiringi oleh musik dan disebut Jogo.


Seni bela diri ini mengandalkan kecerdikan para pemainnya. Gerakannya sendiri sangat dinamis, mulai dari seperti gerakan sejenis pencak silat, sampai gerakan akrobatik seperti kepala di bawah dan lomatan salto yang indah.

Pada zaman dahulu para budak-budak Afirka tersebut melalukan latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional, seperti berimbau (sebuah lengkungan kayu dengan tali senar yang dipukul dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya) dan atabaque (gendang besar), dan ini juga lebih mudah bagi mereka untuk menyembunyikan latihan mereka dalam berbagai macam aktivitas seperti kesenangan dalam pesta yang dilakukan oleh para budak di tempat tinggal mereka yang bernama senzala. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh “pemburu” profesional bersenjata yang bernama capitães-do-mato (kapten hutan). Biasanya capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di tempat lapang dalam hutan yang dalam bahasa tupi-guarani (salah satu bahasa pribumi di Brazil) disebut caá-puêra – beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut.


Mereka yang sempat melarikan diri berkumpul di desa-desa yang dipagari yang bernama quilombo, di tempat yang susah dicapai. Quilombo yang paling penting adalah Palmares yang mana penduduknya pernah sampai berjumlah sepuluh ribu dan bertahan hingga kurang lebih selama enam puluh tahun melawan kekuasaan yang mau menginvasi mereka. Ketua mereka yang paling terkenal bernama Zumbi.
Ketika hukum untuk menghilangkan perbudakan muncul dan Brazil mulai mengimport pekerja buruh kulit putih dari negara-negara seperti Portugal, Spanyol dan Italia untuk bekerja di pertanian, banyak orang negro terpaksa berpindah tempat tinggal ke kota-kota, dan karena banyak dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan mulai menjadi penjahat. Capoeira, yang sudah menjadi urban dan mulai dipelajari oleh orang-orang kulit putih, di kota-kota seperti Rio de Janeiro, Salvador da Bahia dan Recife, mulai dilihat oleh publik sebagai permainan para penjahat dan orang-orang jalanan, maka muncul hukum untuk melarang Capoeira.


Sepertinya pada waktu itulah mereka mulai menggunakan pisau cukur dalam pertarungannya, ini merupakan pengaruh dari pemain capoeira yang berasal dari Portugal dan menyanyikan fado (musik tradisional Portugis yang mirip dengan keroncong). Pada waktu itu juga beberapa sektor yang rasis dari kaum elit Brazil berteriak melawan pengaruh Afrika dalam kebudayaan negara, dan ingin “memutihkan” negara mereka. Setelah kurang lebih setengah abad berada dalam klandestin, dan orang-orang mepelajarinya di jalan-jalan tersembunyi dan di halaman-halaman belakang rumah, Manuel dos Reis Machado, Sang Guru (Mestre) Bimba, mengadakan sebuah pertunjukan untuk Getúlio Vargas, presiden Brazil pada waktu itu, dan ini merupakan permulaan yang baru untuk capoeira. Mulai didirikan akademi-akademi, agar publik dapat mempelajari permainan capoeira. Nama-nama yang paling penting pada masa itu adalah Vicente Ferreira Pastinha (Sang Guru Pastinha), yang mengajarkan aliran “Angola”, yang sangat tradisional, dan Mestre Bimba, yang mendirikan aliran dengan beberapa inovasi yang ia namakan “Regional”. Sejak masa itu hingga masa sekarang capoeira melewati sebuah perjalanan yang panjang.

Saat ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dari Indonesia sampai ke Jepang. Di Indonesia capoeira sudah mulai dikenal banyak orang, disamping kelompok yang ada di Yogyakarta, juga terdapat beberapa kelompok di Jakarta. Banyak pemain yang yang berminat mempelajari capoeira karena lingkungannya yang santai dan gembira, tidak sama dengan disiplin keras yang biasanya terdapat dalam sistem bela diri dari Timur. Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang penulis besar dari Brazil Jorge Amado, ini “pertarungan yang paling indah di seluruh dunia, karena ini juga sebuah tarian”. Dalam capoeira teknik gerakan dasar dimulai dari “ginga” dan bukan dari posisi berhenti yang merupakan karateristik dari karate, taekwondo, pencak silat, wushu kung fu, dll, ginga adalah gerakan-gerakan tubuh yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mencari waktu yang tepat untuk menyerang atau mempertahankan diri, yang sering kali adalah menghindarkan diri dari serangan. Dalam roda para pemain capoeira mengetes diri mereka, lewat permainan pertandingan, di tengah lingkaran yang dibuat oleh para pemain musik dengan alat-alat musik Afrika dan menyanyikan bermacam-macam lagu, dan pemain lainnya bertepuk tangan dan menyanyikan bagian refrein. Lirik lagu-lagu itu tentang sejarah kesenian tersebut, guru besar pada waktu dulu dan sekarang, tentang hidup dalam masa perbudakan, dan perlawanan mencapai kemerdekaan. Gaya bermain musik mempunyai perbedaan ritme untuk bermacam-macam permainan capoeira, ada yang perlahan dan ada juga yang cepat.


Berikut adalah beberapa sedikit penjelasan gerakan dalam Capoeira:
1. Ginga adalah gerakan dasar dalam capoeira. Gerakannya sederhana namun membutuhkan keseimbangan. Gerakan ginga ini berguna untuk mempersiapkan
tubuh melakukan gerakan berikutnya.
2. Handstand adalah merupakan bagian dari gerakan defensive (bertahan) dan offensive (menyerang) pada olah raga capoeira.
3. Backflip adalah merupakan gerakan dengan tingkat kesulitan tinggi dan bukan merupakan gerakan basik. Sehingga sangat rentan menghasilkan cidera.
4. Headspin adalah gaya berputar denganbadan bertumpu pada kepala. Gerakan-gerakan tersebut adalah contoh dari gerakan capoeira, namun masih banyak gerakan yang lainnya yang pastinya akan menambah semangat dan stamina
5. Handstand Whirling.

Jumat, 12 Agustus 2011

0 Teori Tentang White Hole

White Hole merupakan lawan dari black hole, white hole tersebut tidak menghisap benda melainkan memuntahkan material, tapi tidak diketahui besal dari mana material tersebut.


White Hole beroperasi dengan modus yang berbeda dengan lubang hitam. Mereka mendadak muncul untuk masa waktu yang singkat. Mereka kemudian melontarkan sejumlah material ke alam semesta lalu mereka sendiri runtuh, membentuk lubang hitam dan kemudian tidak pernah tampak lagi.

Perilaku white hole seperti ini sangat sulit untuk diamati. Namun para peneliti yakin bahwa mereka telah menemukan salah satu di antaranya.


Pada tahun 2005 lalu, sebuah tembakan sinar gamma berhasil terekam namun ia tidak hadir bersama dengan supernova yang umumnya memicu hadirnya lontaran sinar gamma tersebut. Ada kemungkinan, ia hadir akibat runtuhnya sebuah lubang putih.

Yang menarik dari white hole adalah pembentukan material mereka serupa dengan apa yang disebut Big Bang, atau yang disebut-sebut merupakan fenomena terbentuknya seluruh alam semesta. Ini membuat white hole disebut juga sebagal ‘Small Bangs’.

White hole tidak memiliki koordinat ruang dan waktu yang pasti dan tidak bisa dideteksi sama sekali. Mereka bisa secara mendadak muncul kapan saja, di mana saja dan melakukan aktivitas mereka sebelum kembali menghilang.

Sejauh ini, keberadaan white hole memang masih bersifat dugaan. Akan tetapi, black hole juga hanya merupakan dugaan sampai keberadaannya benar-benar diketahui pada beberapa dekade terakhir. Dan seperti yang diucapkan oleh fisikawan Murray Gell-Mann, apapun yang tidak dilarang adalah wajib. Artinya, setidaknya dari sudut pandang mekanikal kuantum, lubang putih pasti ada di salah satu sudut alam semesta.

sumber: vivanews

Senin, 08 Agustus 2011

0 Tradisi Tato Tertua di Dunia Ternyata Ada di Indonesia

Mentawai Suku dengan Tradisi TATO tertua di Dunia . . .


Tato tertua didunia itu berasal dari indonesia, tepatnya suku mentawai lha yang mempunyai tradisi tato tertua di dunia. Suku Mentawai sudah menato tubuh mereka sejak kedatangan pelaut barat ke pantai barat Sumatera pada Zaman Logam, 1500 SM - 500 SM.


Tattoo Mentawai adalah yang tertua di dunia yang dikenal sebagai Titi. Bagi masyarakat Mentawai, tato merupakan roh kehidupan. Salah satu posisi tato adalah untuk menunjukkan identitas dan perbedaan status sosial atau profesi. Sebagai contoh, Tato Sikerei (dukun) berbeda dengan pemburu tato. Pemburu dikenal dengan gambar binatang tangkapannya, seperti babi, rusa, monyet, burung, atau buaya. sementara Sikerei diketahui dari tato bintang "Sibalu-balu" dalam tubuh mereka. Berdasarkan tradisi Mentawai, tato juga memiliki fungsi sebagai simbol keseimbangan alam. Dalam tradisi orang Mentawai, objek seperti batu, hewan, dan tumbuhan harus diabadikan di dalam tubuh mereka. Mereka menganggap semua hal memiliki jiwa. Fungsi lain dari tato adalah seni, orang Mentawai tato tubuh mereka sesuai dengan kreativitasnya.



Kedudukan tato diatur oleh kepercayaan suku Mentawai, hal itu disebut “Arat Sabulungan". Istilah ini berasal dari kata "sa" (koleksi), dan "bulung" (daun). Kumpulan daun yang disusun dalam sebuah lingkaran yang terbuat dari kelapa atau pucuk pohon sagu, yang diyakini memiliki kekuatan magis yang disebut "Kere" atau "Ketse". Ini digunakan sebagai media untuk pemujaan terhadap "Tai Kabagat Koat" (Dewa Laut), "Tai Ka-leleu" (Dewa dari hutan dan gunung), dan "Tai Ka Manua" (Dewa dari awan)."Arat Sabulungan" digunakan dalam setiap upacara, kelahiran, pernikahan, medis, pindah rumah, dan tato ketika anak laki-laki memasuki usia pubertas, yakni usia 11-12 tahun. Orang tua disebut Sikerei dan Rimata (kepala suku). Mereka akan bernegosiasi untuk menentukan hari dan bulan pelaksanaan tato.



Setelah itu, dipilih "Sipatiti" artis (tato). Sipatiti tidak didasarkan pada penunjukan jabatan publik, seperti dukun atau kepala suku, tetapi profesi laki-laki keahlian Sipatiti itu harus dibayar dengan seekor babi. Sebelum proses penatatoan dilakukan, diatur upacara pertama dipimpin oleh Sikerei. Tubuh anak laki-laki yang akan tato digambar dengan tongkat. Sketsa pada tubuh kemudian ditusuk dengan jarum kayu-ditangani. tubuh anak perlahan-lahan dipukul dengan tongkat kayu untuk memasukkan pewarna ke dalam lapisan kulit. Pewarna yang digunakan adalah campuran daun pisang dan arang tempurung.